Siberbanten.id – Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Komunitas Kota Tangerang Selatan kembali menggelar NGKAJI Pendidikan ke-8 di Syahida Inn, Kampus II UIN Jakarta, Ciputat, pada Sabtu (30/8/2025).
Kegiatan ini menjadi magnet besar bagi para pendidik, terbukti dengan hadirnya 626 guru dari berbagai jenjang pendidikan dan daerah di Indonesia.
Acara yang dibuka oleh Kasi Pendidikan Madrasah Tangsel, Pudin Saepudin, dan turut dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel, Deden Deni, serta Leader GSM Tangsel, Wiwik Budiasih.
Kehadiran mereka menjadi bukti dukungan penuh terhadap gerakan pendidikan yang mengedepankan kolaborasi lintas komunitas dan lembaga.
Tidak hanya guru dari Tangsel, acara ini juga diikuti oleh pendidik dari Jakarta, Bogor, Bekasi, hingga Cirebon, Semarang, Jogjakarta, Bondowoso dan Situbondo. Hal ini menunjukkan kuatnya jejaring GSM Indonesia yang kini telah tersebar di hampir 80 daerah di Tanah Air.
Acara yang dipandu pelawak kondang Narji Cagur menambah suasana menjadi hangat.
Founder GSM Indonesia, Muhammad Nur Rizal, hadir langsung memberikan orasi dengan tema “Pendidikan dari Masa Depan”.
Ia menegaskan bahwa GSM hadir sebagai gerakan yang mendorong perubahan pendidikan melalui pendekatan komunitas. Fokus GSM adalah menciptakan ekosistem sekolah yang menyenangkan, inklusif, setara, sekaligus membahagiakan anak-anak Indonesia.
Menurut Rizal, transformasi pendidikan yang diusung GSM tidak hanya berhenti pada siswa, tetapi juga menyentuh peningkatan kualitas guru, termasuk mereka yang berasal dari daerah pelosok. GSM membuka ruang belajar setara bagi semua pendidik tanpa syarat apa pun.
Kegiatan NGKAJI Pendidikan bukan satu-satunya agenda GSM. Mereka juga rutin mengadakan NgoBras (Ngobrol Bareng Komunitas), Ngopi Virtual, hingga seminar perubahan mindset.
Bahkan, dalam waktu dekat GSM akan menggelar NgoBras online untuk mendistribusikan gagasan “Pendidikan dari Masa Depan” ke seluruh wilayah Indonesia: barat, tengah, dan timur.
Salah satu peserta, Linda Asmarani, mengaku mendapatkan pengalaman berharga dari forum ini.
“Keresahan guru itu seperti sakit yang langsung terasa sembuh saat mengikuti GSM. Apa yang disampaikan Pak Rizal penuh cinta. NGKAJI ini membuat saya merasa pulang ke rumah, karena GSM adalah tempat kita berbagi keresahan,” ungkapnya.
Dengan semangat kolaborasi dan mindset baru, para guru diharapkan menjadi “arang yang menyala bersama arang lainnya” untuk menerangi masa depan pendidikan Indonesia.


