Selasa, Desember 16, 2025
Google search engine
BerandaBerita"Dari Nusantara ke Kosmodrom", Kisah Athari Farhani Menemukan Makna Hidup di Negeri...

“Dari Nusantara ke Kosmodrom”, Kisah Athari Farhani Menemukan Makna Hidup di Negeri Beruang Merah

Siberbanten.id – Saat salju pertama menyelimuti Moskow, satu langkah kecil namun penuh makna diukir oleh Athari Farhani, mahasiswa doktoral asal Tangerang Selatan, Banten.

Perjalanan akademiknya di Rusia bukan hanya tentang gelar, tetapi juga tentang pencarian jati diri, makna hidup, dan koneksi antarbudaya yang membekas dalam kenangan.

Kini, pengalaman mendalam itu dituangkan dalam karya terbarunya: sebuah buku berjudul “Dari Nusantara ke Kosmodrom: Senandung Pena dari Orbit Moscow”.

Lebih dari sekadar catatan perjalanan, buku ini menjadi refleksi emosional, spiritual, dan budaya yang mengajak pembaca menyelami sisi lain Rusia dari sudut pandang anak bangsa.

“Buku ini bukan sekadar rangkaian tempat dan waktu tetapi tentang bagaimana perjalanan luar mengubah ruang dalam diri seseorang,” ujar Athari kepada media pada Kamis (2/10/2025).

Lebih Dari Sekadar Perjalanan, Tapi Juga Meditasi Batin

Disusun dalam format ‘season’ yang menggambarkan fase-fase penting selama ia menempuh studi, buku ini menghadirkan lebih dari 120 halaman kisah inspiratif.

Setiap bab ditulis untuk menjadi cermin bagi para pembaca khususnya generasi muda Indonesia tentang arti perjuangan dan keberanian mengejar impian di luar negeri.

Athari mengibaratkan perjalanan ini seperti pandangan seorang kosmonot dari luar angkasa: jauh dari tanah kelahiran, tapi justru menemukan makna lebih dalam tentang eksistensi manusia.

“Kita mungkin terlihat kecil dari atas sana. Namun setiap langkah kita di bumi memiliki nilai yang luar biasa,” katanya.

Makna di Balik Judul: Dari Akar Nusantara ke Langit Kosmodrom

Judul buku ini bukan dipilih sembarangan. “Dari Nusantara ke Kosmodrom” adalah simbol yang merepresentasikan dua dunia: akar budaya Indonesia dan cita-cita tinggi manusia.

Kosmodrom, sebagai pusat peluncuran roket Rusia, diartikan Athari sebagai metafora akan mimpi dan keberanian melampaui batasan.

Sedangkan subjudul ‘Senandung Pena dari Orbit Moscow’ menggambarkan narasi personal yang ia tulis dari perspektif seorang mahasiswa perantau yang mengamati dunia dari “orbit” barunya di Moskow.

Menggugurkan Stereotip: Rusia Tak Sedingin yang Dibayangkan

Lewat kisah yang ia tuliskan, Athari membantah stereotip bahwa Rusia adalah negeri yang kaku dan dingin.

Meski awalnya terkendala bahasa dan budaya, ia justru menemukan kehangatan lewat interaksi dengan rekan sejawat dan para dosen.

“Saya sangat bersyukur bertemu dengan pengajar seperti Dudakova Taisia Olegovna dan Cekalina Anastasia Sergeevna. Mereka bukan hanya mengajar dari buku, tapi juga dengan ketegasan, kesabaran, dan empati,” kenang Athari.

Buku yang Menjadi Jembatan, Bukan Sekadar Cerita

Di balik lembar-lembar buku ini, Athari berharap dapat membangun jembatan: bukan hanya antara Indonesia dan Rusia, tetapi juga antara seseorang dan dirinya sendiri.

Sebab, menurutnya, perjalanan sejati tidak melulu soal tempat yang dituju, tapi tentang bagaimana hati dan pikiran kita tumbuh sepanjang jalan.

“Saya ingin buku ini menjadi pengingat bahwa kita mungkin kecil di tengah semesta, tapi justru dari situ kita bisa menemukan makna besar dalam hidup,” tutupnya.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments